Senin, 24 Maret 2014

Review Wall-E

Wall-E is a animated movie  produced by Pixar Animation Studios and released in 2008. This This film was directed by Andrew Stanton. This movie was received so many award including  Golden Globe Award for Best Animated Feature Film and  Academy Award for Best Animated Feature.

Set in the year 2805, where earth was abandoned by human for 700 years. It is because earth was covered by trash and the air was getting toxic. That situation occurred because of the continuous consumerism of human being provided by the megacorporation Buy-n-Large (BnL) which seems to be responsible for almost all the Pixar Movies (read The Pixar Theory and kaskus)

In 2105, BnL evacuates Earth's population to the executive starship named “Axiom” that provides each human purposes, and equipped with robots that goes automatically to serve everything  human needs. They left WALL-E (short for Waste Allocation Load Lifter Earth-Class) trash compactor robots to clean the planet. This cleaning operation was failed and BnL shuts down the WALL-E robots and remains only one unit WALL-E. He was still working to clean the earth from the trash. Apart from his tedious duties, Wall-E often collect interesting items that he found from the pile of garbage until one day he found a plant.

Later, a spaceship lands and deploys EVE (short for extraterrestrial vegetation evaluator), an advanced robot probe sent from the BnL starliner Axiom to search for vegetation on Earth and to prove that the earth still has living environtment. Then Wall-E meets and fall in love with her. Both of them become a key the return of humans to the earth.

The technology development cause the humans to live in a completely automated.  it can become negative impact of technology. The excessive use of technology can make human’s life become technology-dependent. In this movie, we can see everytime they want something, the robots will provide their needs.  This condition makes people become lazy even people in this movie cannot barely stand on their own feet .

Technology is also changing the way people interact with other people. Due to that they don’t know how to interact with others when they meet them in-person or what gesture they should carry. Technology makes people become anti-social.
In this movie we can see, the human do not care about their environtment. They made condition of earth contaminated by the non-recyclable garbage, including the electronics.

Apparently The more advanced technology becomes, the more it seems to have control over our lives.

Minggu, 16 Maret 2014

Review Future Store Initiative 

Proyek Supermarket Masa Depan dari Metro Group


Metro Group adalah perusahaan ritel raksasa asal Jerman  yang sedang mengembangkan proyek konsep Toko Masa Depan yatu Future Store Iniative yang mengkolaborasikan perusahaan ritel, barang-barang kebutuhan konsumen dan industry IT. Metro Group telah mencoba menggunakan konsep supermarket masa depannya ini di kota Rheinberg, Jerman

Video Berikut merupakan gambaran Toko/Supermaket Masa Depan yang sedang dikembangkan oleh Metro Group.


  • Smart Fridge yang mendeteksi produk apa saja yang sudah habis persediaannya dalam kulkas tersebut
  • Smart Washing Machine yang mendeteksi jenis pakaian yang akan dicuci serta memberikan peringatan apabila kombinasi pakaian-pakaian yang kita masukkan tidak tepat dalam hal warna dan bahan pakaian. Hal ini sangat membantu sekali untuk mencegah kerusakan pakaian dan lunturnya warna pakaian.
  • Elctronic Shopping List. Dengan ini kita bisa mengisi daftar belanja , bahkan teknologi ini bisa terhubung dengan Smart Fridge yang mengirimkan data barang-barang yang persediaannya menipis/habis sehingga bisa kita pertimbangkan untuk dimasukkan ke daftar belanja. Daftar Belanja ini bisa dikirimkan ke Future Card sehingga kita tidak perlu lagi repot-repot mencatat daftar belanja.
  • Smart Trolley yang dilengkapi Personal Shopping Assistant (PSA). Customer akan memperoleh Smart Trolley yang dilengkapi PSA ketika mereka berbelanja di Future Store. PSA bisa diakses menggunakan Future Card.  Pada PSA kita bisa mengakses daftar belanja kita dan informasi tentang harga maupun promosi dari suatu produk. PSA bahkan bisa mengarahkan kita ke tempat  produk-produk yang kita butuhkan. Smart Trolley ini bisa memindai barang-barang yang kita letakkan di trolley dan menampilkan informasi harga produk dan total harga dari barang-barang yang akan kita beli
  • Smart Shelves yang mendeteksi ketersediaan barang yang ada di rak yang mendeteksi ketersediaan suatu produk.  Informasi ketersediaan produk tersebut lalu dikirimkan ke pegawai supermarket, sehingga pegawai supermarket dapat mengontrol ketersediaan produk tersebut.
  • Smart Information terminal yang menyediakan informasi suatu produk secara lengkap seperti  harga, proses pembuatan, bahkan lokasi dimana produk diletakkan. Informasi tersebut bahkan bisa dikirimkan ke Gadget kita.
  • Advertising Display menampilkan iklan suatu produk di layar yang diletakkan di rak produk tersebut
  • Intelligent Scales dapat menimbang suatu barang (contoh buah) dengan lebih akurat dan dapat mengenali jenis buah dan sayuran yang sedang ditimbang
  • Smart Dressing Room. Dengan fitur ini kita tidak perlu mencoba pakaian yang akan kita beli. Dengan fitur ini kita akan diberikan gambaran saat kita memakai pakaian tersebut bahkan dengan pilihan warna yang sesuai selera kita
  • Smart Mirror. Sama seperi smart dressing room, kita akan diberikan gambaran saat kita memakai produk make-up yang akan kita beli
  • Future Check Out akan mendeteksi barang-barang yang ada di smart trolley beserta total harganya dan otomatis terhubung ke mesin kasir. Hal ini sangat berguna sekali untuk mencegah antrian panjang serta barang-barang yang luput dipindai 

Proyek Future Store ini menerapkan Teknologi RFID, Wireless LAN dan mobile computer. Smart chip disematkan ke dalam suatu produk lalu alat pembaca RFID memindai tag atau label yang menempel pada dus maupun palet berisi produk. Label ini bisa diprogram untuk menyimpan Global Trade Identification Number (GTIN) dan nomor seri. Dari sanalah Smart Trolley dapat mengidentifikasi barang, Pintu Dekat kasir (Future Check Out) mendeteksi barang-barang di Smart Trolley dan pegawai dapat mengontrol ketersediaan barang dari smart shelves.

Kesulitan yang ditemui dalam pengembangan Future Store Initiative ini adalah jumlah produk yang menerapkan pelabelan RFID ini masih sedikit sehingga dibutuhkan kerja sama dengan pemasok produk. Namun, tampaknya Metro Group mendapatkan dukungan dari para vendor perangkat lunak menenai konsep future store ini, sehingga diharapkan konsep ini bisa berkembang ke semua produk dan Supermarket masa depan ini berkembang dan bahkan diterapkan di Indonesia

Teknologi ini membuat pelanggan berbelanja lebih cepat, mudah dan nyaman. Teknologi ini juga memudahkan komunikasi antara pelanggan dengan supermarket. Pelanggan bisa mengetahui informasi mengenai harga dan ketersediaan barang sehingga pelanggan bisa merencanakan barang apa saja yang akan dibeli,

Teknologi ini juga sangat berguna bagi pengelola supermarket karena pengontrolan barang dapat dilakukan secara real-time sehingga pengelola dapat mengontrol persediaan barang secara efisien dan mencegah potensi pencurian barang-barang. Namun yang harus diperhatikan juga adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat Future Store ini karena akan memakan konsumsi listrik yang sangat besar, biaya perawatan teknologi serta kebutuhan pegawai supermarket yang harus mengerti tentang teknologi ini

Sumber
http://202.59.162.82/swamajalah/praktik/details.php?cid=1&id=706
http://www.ebizzasia.com/0213-2003/enterprise,0213,01.html