Manusia dan Penderitaan
Manusia memiliki dua sisi
yaitu sisi bahagia dan sisi penderitaan. Ada suatu kala manusia merasakan
sebuah kebahagiaan dan biasanya kebahagiaan itu datang dengan
sendirinya.kehidupan memang tak lengkap jika hanya ada kebahagiaan, karena jika
hanya ada sebuah kebahagiaan di dalam sebuah kehidupan maka manusia yang hidup
di dunia ini tidak akan pernah bersyukur kepada Allah SWT yang telah
menciptakannya. Hal yang sering terjadi manusia yang merasa kebahagiaan didalam
hidupnya sering lupa kepada yang telah menciptakannya, oleh karena itulah Allah
SWT maha adil. Maka dari itu, salah manusia jika hanya menginginkan kebahagiaan
semata. Karena disamping terdapatnya kebahagiaan di dunia didalam kehidupan
juga terdapat rasa yang memiliki arti berlawanan dengan arti kebahagiaan. Arti
yang berlawanan itulah yang biasa kita sebut dengan penderitaan.
Tidak semua manusia hidup di
dunia merasakan kebahagiaan, disamping kebahagiaan terdapat sekelompok orang
yang sedang merasakan penderitaan. Penderitaan dan kebahagiaan memiliki
keterikatan. Maksud dari keterikatan adalah manusia yang terlena oleh suatu
kebahagiaan di akhir maka dia akan merasakan sebuah penderitaan dan begitu juga
sebaliknya manusia yang sedang mengalami penderitaan apabila dia berusaha untuk
memperbaiki keadaannya dan memiliki sikap bersyukur dalam keadaan apapun maka
suatu saat nanti akan mendapatkan sebuah kebahagiaan suatu saat nanti.semua
orang pasti pernah mengalami sebuah penderitaan, entah itu penderitaan fisik,
penderitaan batin, penderitaan materi atau apapun itu.tetapi sikap setiap orang
untuk menghadapi sebuah penderitaan berbeda-beda. Ada yang bersikap pasrah dan
tidak menerima keadaan itu tetapi ada juga yang bersikap menerima dan berusaha
untuk memperbaiki keadaan yang ada agar penderitaan itu berakhir. Sikap itu lah
yang membedakan taraf kesabaran manusia. Mungkin banyak orang yang merasa
mereka lebih banyak mendapatkan penderitaan dibandingkan dengan kebahagiaan,
tapi itulah siklus kehidupan. Tentu kita menginginkan nasib yang baik agar
mendapatkan kebahagiaan tetapi semua itu tergantung dari sikap kita apakah kita
akan berusaha atau tidak untuk mendapatkan kebahagiaan itu karena semua itu
ditentukan oleh yang Maha Kuasa.
Karena ada penderitaan itu
juga sebenarnya Allah menginginkan kita untuk mengintrospeksi diri kita, apa
yang harus kita perbaiki, jangan pernah menyesali yang ada. Karena roda
kehidupan memang berputar, ada kalanya dibawah, nah saat di bawah ini itulah
penderitaan, itu tanda sayang Allah kepada kita makanya Allah memberikan kita
cobaan. Jangan pernah merasa iri dengan yang merasakan kebahagiaan karna mereka
juga pasti akan merasa menderita.
Jalani hidup ini apa adanya,
karena Allah juga tidak menyukai orang yang suka menyalahkan dirinya sendiri.
Setiap manusia pasti memiliki kekurangan.penyebab penderitaan itu
bermacam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha,
diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang
kita sakiti, musibah seperti bencana alam. Apapun penyebabnya penderitaan
selalu ada. Orang mati pun mungkin menderita akibat dosa yang ditanggungnya.
Penderitaan perlu dihadapi dan direnungkan. Ini mengandaikan bahwa ada makna
positif yang bisa kita petik dari pengalaman penderitaan.penderitaan ada manfaatnya
ini mendekatkan kita kepada Allah. Fakta mengatakan bahwa manusia tidak pernah
sendirian dalam menghadapi penderitaan, dalam berita manusia kembali menjadi
satu. Penderitaan membuat perbedaan-perbedaan pendapat, konflik, dan perpecahan
mencair dengan sendirinya. Penderitaan emang menyakitkan dan menimbulkan luka
tetapi selalu saja ada teman dan sahabat yang ikut berbela rasa dengan kira
memikul duka cita itu. Kita harus menghadapi penderitaan dengan percaya bahwa
penderitaan itu bersifat sementara saja, penderitaan ternyata membangkitkan
pengharapan
ada satu hal yang menjadi
pintu gerbang yang menjadi penentu keberhasilan seseorang. hal yang dimaksud
adalah mental. setiap jiwa manusia memiliki mental dan mental itulah yang
membuat bergeraknya perbuatan manusia. Kualitas seseorang akan semakin
berkualitas apabila orang tersebut memiliki mental yang baik tetapi akan
terjadi sebaliknya jika seseorang tidak memiliki mental yang baik maka orang
tersebut akan mengalami sebuah jalan hidup yang tidak menyenangkan bahkan dapat
memancing sebuah penderitaan. jadi mental merupakan hal yang sangat berpengaruh
dalam jalannya hidup kita. Hal yang paling berbahaya adalah apabila kita sudah
mengalami kekalahan mental. Kekalahan mental dapat terjadi apabila kita tidak
mampu menerima suatu keadaan yang sedang terjadi didalam diri kita. Kekalahan
mental yang terjadi didalam diri seseorang maka orang tersebut tidak akan dapat
menyelesaikan seluruh masalah yang sedang dihadapinya dan orang tersebut dapat
menjadi menderita dengan hidupnya. Oleh sebab itulah mental sangat berperan
penting dalam kehidupan seseorang. Penderitaan akan dialami oleh semua orang,
hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau
kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan
yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata
derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung
atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa
penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk
realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu pristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi
untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai
kenikmatan dan kebahagiaan.
Berbagai kasus penderitaan
terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan
liku-liku kehidupan manusia. penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah
diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan
penderitan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam
menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya
Al Qur’an maupun kitab suci
agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia sebagai peringatan bagi
manusia. Dalam riwayat Nabi Muhammad Saw. pun, diceritakan bahwa beliau
dilahirkan sebagai anak yatim dan kemudian yatim piatu, yang dibesarkan
kakeknya kamudian pamannya. Beliau menggembala kambing, bekerja pada orang dan
sebagainya. Bahkan sebagian besar hidupnya mengalami penderitaan yang luar
biasa.
Contoh lainnya adalah Bung
Hatta, yang beberapa kali menjalani pembuangan di tengah hutan Irian Jaya yang
penuh belukar dan penyakit, namun Allah tetap melindunginya sehingga ia dapat
menjadi pemimpin bangsanya.
Penderitaan adalah sebuah kata
yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang
penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri
manusia. Biasanya orang menyebut dengan faktor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada
cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala
aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik
karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani,
sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan
yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak
terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan
munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru sudah
menyelinap dan datang menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu datang menyerangnya.
Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang
dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin masuia, maka
usaha terbaik ialah menyehatkan batin itu sendiri, rasa kurang itu muncul
dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa
Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis dapat disebut sebagai
penyiksaan. Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang
sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa
penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan
dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.
Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan
pindah agama atau cuci otak politik.
Siksaan yang sifatnya Psikis
misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
• Kebimbangan
ini terjadi
ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan
mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan
butuh pertimbangan yang amat sangat sulit. Bagi orang yang lemah berpikirnya,
masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan,
sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
• Kesepian,
perasaan
sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya
manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup
seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan
merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia. Kesepian dialami
oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami oleh
petapa atau biarawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan
terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu
kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang
dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan
duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh
sahabatnya itu, selain mencari kawan,
seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang
dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu
dalam dirinya.
·
Ketakutan
suatu
reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut
ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa
kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental. Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah
suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan,
dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli
yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan
tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan
pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh
karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat
keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Banyak sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan, antara lain :
·
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu
disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya
seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang
mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
·
Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap.
Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan
demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang
demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang
terang .
·
Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan
oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah
berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu
disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan
·
Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk
bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan
kalau sampai terulang lagi.
Di dalam kitab suci
diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti,
yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri,
makan harta anak yatim, dan sebagainya.
·
Neraka
Berbicara
tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan
kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah
bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan
yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian
sebab-akibat. Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita
berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa
juga berbicara tentang kesalahan.
Contoh siksaan bersifat fisik
·
Rasa Sakit
Rasa sakit
adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini
dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat
atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar,
bahkan dokter sekalipun. Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan
rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan
sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit,
orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia
merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara
kurang wajar.
Gejala permulaan
bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
·
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak
napas, demam, nyeri pada lambung
·
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan,
patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
·
gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala
kehidupan si penderita bais jasmana maupun rohani
·
usaha mempertahankan diri dengan cara negative. usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
·
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
·
kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan
kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
·
Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma
berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga
is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat
menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit
menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
·
cara pematangan batin yang salah dengan
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses-proses
Kekalutan Mental
Proses-proses kekalutan mental
yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
·
Positif
trauma (luka
jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam
hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh
ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya,
ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
·
Negatif
trauma yang dialami diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang diinginkan.
Bentuk
fustasi antara lain :
·
agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat
emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi
atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
·
regresi adalah kembali pada pola reaksi yang
primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raunganemecah barang-barang.
·
fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada
satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada
sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras
·
proyeksi merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain,
·
identifikasi adalah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang
bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan
dengan pengusaha kaya yang sukses.
·
narsisme; adalah self love yang berlebihan
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
·
autisme; ialah menutup diri secara total dari
dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan
fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
·
kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu
keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang
lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
·
anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam
mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya
kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering
mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang
teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku
·
Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu
masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan
perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih
lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme
(penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
·
orang yang tidak beragama tidak memiliki
keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat
pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian
ini mudah sekali mengalami penderitaan.
·
orang yang terlalu mengejar materi seperti
pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan
kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum
materialis dan mengabaikan masalan spiritual yang justru membuat seseorang
pasrah pada saat-saat tertentu.
Sebab – sebab munculnya penderitaan
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci
sebagai berikut :
1. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
2. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
A.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam lingkungan sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut dengan nasib buruk. Nasib buruk ini dapat
diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman, Aku tidak akan pernah merubah nasib
hambaku, melainkan Hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak
akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang bias
mengubah nasibnya itu. Adapun perbedaan antara nasib buruk dan takdir, kalau
takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu manusia lah
penyebabnya. Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan
kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
Perbuatan
buruk manusia terhadap lingkungannya pun dapat menimbulkan bagi penderitaan
bagi manusia yang lainnya. Tetapi kebanyakan manusia tidak menyadari karena
perbuatannya lah yang menimbulkan penderitaan pada manusia yang lainnya.
Kebanyakan manusia baru menyadari kesalahannya ketika bencana yang menimbulkan
penderitaan bagi manusia yang lainnya itu sudah terjadi. Contohnya :1. Musibah
banjir dan tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar di
hutan lindung, kemudian dibabat menjadi lahan tandus dan gundul oleh manusia –
manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan
rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang /
musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk
membebaskan para korban dari penderitaan yang mereka derita itu.
Perbuatan
Lalai, mungkin kurang control terhadap tangki penyimpanan gas beracun dari
perusahaan “Union Carbide” di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan
bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk
penghuni daerah itu mati lemas, dan cacat fisik. Inilah penderitaan manusia
karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung
jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.
B.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan
/ azab tuhan
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia.
Bebebrapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini :
Seorang anak
lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan,
kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya
terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
universitas, dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone
Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo,
Mesir.
Nabi Ayub
mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun –
tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan merawatnya, dan ia
dikucilkan. Berkat kesabarannya dan kepasrahannya kepada Tuha, maka seiring
berjalannya waktu Nabi Ayub pun sebuh dan tampak lebih muda, sehingga istrinya
tidak mengenalinnya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup
kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang
lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit
Nabi Ayub yang cukup lama.
Tenggelamnya
Fir’aun di laut merah seperti disevutkan dalam Al – Qur’an adalah azab yang
dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fir’aun adalah raja
mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya
mengejar nabi Musa dan para pengikutya menyeberangi laut merah, laut itu
terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika
Fir’aun dan tentaranya berada tepat ditengah belahan laut merah itu, seketika
juga laut merah itu tertutup lagi dan mereka semua tenggelam.
Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative.
Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap
optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan,
melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah
hanya bagian dari kehidupan. SIkap positif biasanya kreatif, tidak mudah
menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang
kawin paksa, dan lain-lain.
Berita mengenai penderitaan
manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan
maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan
manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa
material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari
musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui
organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke
tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang
paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia
secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai
untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan
manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri
untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
rnenghindari atau menghilangkan sama sekali.
Penderitaan dikatakan sebagai
kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia
hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena
itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup.
pola pikir dan kedewasaan orang
sangat berpengaruh dalam menyikapi setiap permasalahan atau konflik yang
berlangsung dalam kehidupannya sendiri. Pola pikir adalah cara yang mendasari
bagaimana seseorang melihat masalahnya sendiri hingga ia memikirkan solusi atau
pemecahan masalahnya itu. Seseorang yang memiliki pola pikir baik dan
berwawasan luas akan melihat masalah yang dihadapinya sebagai sebuah kesempatan
untuk mencapai kebahagiaan yang ada di balik kesusahannya, sedangkan seseorang
dengan pola pikir yang buruk dan sempit akam melihat masalahnya sebagai tembok
raksasa yang akan terus menghalangi dan membayangi hari-harinya dengan
kegelapan dan penderitaan. Sehingga seseorang dengan pola pikir yang luas akan
terarah dengan sendirinya pada tindakan positif, dan sebaliknya orang dengan
pola pikir sempit akan mengarah pada tindakan-tindakan negatif dan frustasi.
Tidak jauh berbeda dengan
tingkat kedewasaan seseorang dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, suatu
masalah akan ditindaklanjuti secara terkendali dan kritis oleh seseorang yang
memiliki kematangan dalam berpikir dan hal ini akan sangat dipengaruhi oleh
kadar kedewasaan seseorang. Seseorang yang memliki kadar kedewasaan yang cukup
tinggi dalam menghadapi masalahnya ia selalu menganalisa dengan tenang dan
mencari jalan keluar yang terbaik untuk setiap permasalahan yang ia hadapi,
sedangkan seseorang dengan tingkat kedewasaan yang kurang akan mengatasi
masalahnya dengan tergesa-gesa dan ceroboh, sehingga seseorang yang memiliki
pola pikir yang kurang matang atau kurang dewasa akan cenderung terbawa oleh
lingkungan tempat ia berada, ia akan sangat mudah terjerumus ke arah yang
negatif dibandingkan orang yang memiliki pola pikir yang dewasa.
masalah diciptakan untuk
menguji kadar keimanan seseorang terhadap Allah SWT. masalah diberikan kepada
seseorang tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menaikkan derajat orant
tersebut. masalah diberikan sesuai dengan kemampuan orang yang mengalaminya,
maka jangan khawatir tidak bisa memecahkan masalah yang dialami, arena Allah
selalu ada bersama kita. orang-orang sukses, bukanlah orang yang dengan mulus
mencapai kesuksesannya, namun adalah orang-oanga yang gigih dan tekun dalam
mencapai cita-citanya, walaupun masalah dan cobaan menghadang, mereka tetap
berusaha dan yakin bahwa mereka bisa menghadapi dan melewatinya. masalah juga
bisa meningkatkan kedewasaan seseorang, semakin banyak masalah yang dihadapi
dan diselesaikan oleh seseorang, maka semakin dewasalah orang tersebut. jangan
lari dari masalah, bukannya masalah itu selesai, tapi malah muncul masalah
baru. hidup itu akan penuh dengan masalah, barang siapa yang takut dan tidak
manu berhadapan denga masalah sebaiknya dia jangan hidup.
Sumber :